Kemudian KDE Neon
Yup, akhirnya saya mencoba memakai KDE Neon. Satu hal yang kemudian menjadi daya tarik menggunakan KDE adalah… memori idle yang katanya 300-an. Kalau begitu, spek dari laptop saya lebih dari cukup.
Dan kemudian saya menginstall KDE Neon. Sama seperti varian ubuntu lainnya, proses instalasi mudah dilakukan. Saya pun tanpa kesulitan sukses melakukan instalasi.
Setelah melakukan instalasi, saya kemudian berencana mengupdate OS. Terasa lama. Setelah saya lihat ternyata repo-nya masih id.archive. Saya berencana mengubah repo menjadi kambing.ui. Oalah… ternyata ruwet juga. Biasanya saya tinggal ganti dengan one-click. Tapi sekarang berklik-klik heee… Saya install synaptic versi KDE juga tidak membantu. Akhirnya saya mengubah repo dengan manual buka /etc/apt/sources.list dan mengganti isinya.
Tapi ada kemudian yang menggembirakan. Idle memori ya.. sekitar 300-an. Bener juga bunyai iklan. Kemudian lanjut…
Sejauh ini KDE Neon keren. Banyak ‘animasi’ yang smooth. Tampilannya yang simpel, memang bikin distro ini ganteng. Tapi mungkin karena tidak terbiasa saya bingung bahkan untuk hal-hal sederhana seperti bagaimana menghapus ikon yang saya taruh di panel. Akhirnya ketemu sesudah cukup lama ngubrek2 panel. Bhakan sempet mereset dengan menghapus file-file config.
Satu hal yang lucu adalah ketika saya menaruh file di folder desktop. Tapi kok gak muncul di layar desktop. Bingung. Akhirnya ketemu caranya setelah searching di internet. Bahwa untuk memunculkannya perlu widget. Adehhh.. Bahkan disalah satu situs muncul pertanyaan yang penanya sendiri berkata, “This seems like such a dumb question.” Haaa…haa…ubuntuforums. Yah masalah setting bagi saya di KDE butuh ekstra perhatian.
Satu hal yang sangat mengganggu adalah penggunaan one-click pada Dolphin File Manager. Bagi saya yang terbiasa dengan double-click untuk membuka file, sangat mengganggu sekali. Untungnya ternyata itu bisa di-setting menjadi double-click. Sepertinya saya mesti belajar lagi masalah setting-settingan di KDE Neon ini.
“Sepertinya penggunaan KDE Neon ini harus diteruskan”, kataku dalam hati. Karena ternyata aplikas-aplikasi yang ditangani KDE seperti Krita, Kdenlive dan sebagainya adalah versi-versi yang cukup baru. Di sana asyiknya. Ada asyiknya lagi, Dolphin punya fitur ‘split’ untuk membagi tampilan. Ini sangat berguna untuk memindah file atau folder.
Saya baru beberapa hari menggunakan KDE Neon. Ini mungkin nanti akan muncul kebingungan atau mungkin kejutan baru. hee hee
